--> BAGAIMANA CARA AGAR KITA TERBIASA "IKHLAS"? | HMR TALKING PERSONAL

Talking Personal

Saturday, March 30, 2019

BAGAIMANA CARA AGAR KITA TERBIASA "IKHLAS"?

| Saturday, March 30, 2019
BAGAIMANA CARA AGAR KITA TERBIASA "IKHLAS"?

Halo,

Bagaimana Cara Agar Kita Terbiasa "Ikhlas"? - Pasti ada diantara pembaca yang ngebatin "kok dari postingan pertama tidak pernah mengucapkan salam katanya muslim?" wkwkkw Ini berdasarkan pengalaman pribadi saja yah,, biasanya kalo Assalamualaikum dalam bentuk tulisan hanya sekedar dibaca saja dan tidak dijawab entah itu lupa atau terasa aneh ketika kita membaca dan menjawab sendiri salam kita saya juga tidak tahu.

Saya akan kasih referensi yang saya juga dapatkan dari searching google tentang hukum menjawab salam:

Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.” (H.R Muslim no. 54)

Terdapat dua hukum dalam menjawab salam. Pertama, jika seseorang diucapkan salam ketika ia sedang sendiri, maka ia wajib menjawab salam tersebut karena menjawab salam dalam kondisi sendiri hukumnya adalah fardu’ain.

Kedua, jika suatu kelompok menerima salam maka hukum menjawab salam tersebut adalah fardu kifayah. Fardu kifayah artinya, jika seseorang telah menjawab salam tersebut, hal tersebut sudah cukup dan yang lain tidak mengapa jika tidak membalas salam tersebut.

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An Nisa’: 86).
Memberi salam kepada seseorang hukumnya adalah sunnah atau dianjurkan, sedangkan untuk sekelompok orang hukumnya sama dengan menjawab salam, yaitu sunnah kifayah. Sunnah kifayah artinya, jika seseorang dari kelompok tersebut mengucapkan salam maka hal itu sudah cukup.

Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Sumber: dalamislam.com
Nah gan setelah kita baca bersama penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa memberi salam itu SUNNAH dan menjawab salam itu WAJIB jika yang diucapkan salam itu hanya 1 orang (Misal si A mengucapkan salam ke suatu ruangan sedangkan tidak ada orang lain selain si B maka B hukumnya wajib menjawab salam) dan Hukum yang kedua yaitu FARDU KIFAYAH  Misalnya kita mengucapkan salam ke dalam suatu ruangan sedangkan diruangan tersebut terdapat beberapa orang maka jika salah seseorang dalam ruangan tersebut telah menjawab salam maka hal itu sudah cukup dan yang lain tidak apa apa jika tidak membalas salam tersebut.
Pasti ngebatin lagi nih "Terus hubungannya apa?" wkwkwk BTW ngebatin itu kata lain dari ngomong atau bicara dalam hati siapa tau kan belum ada yang tahu arti dari ngebatin soalnya saya juga baru tahu beberapa hari yang lalu.
Hubungannya...
Jika saya menuliskan salam disini dan tidak di jawab oleh pembaca, tentu pembaca banyak orang tapi kan yang baca masing-masing menurut saya menjadi wajib hukumnya untuk dijawab, dan kalau tidak di jawab kalian tahu lah kalau hukumnya sudah wajib terus dilanggar yang ada blog ini malah menjerumuskan untuk mendapat dosa yang tidak di sengaja. wkwkkw Tapi ingat yah teman-teman pembaca ini cuma pendapat dan pemikiran pribadi saya.

Lanjut...

Sebenarnya tulisan ini di buat untuk menyambung tullisan sebelumnya tentang Tugas Pertama Dari Ust Yusuf Mansur 
Tugasnya adalah  "Berikan contoh-contoh kisah atau contoh-contoh pekerjaan tentang ikhlas dan rangkai menjadi 1 cerita pendek bertemakan ikhlas!"
Disini tertulis berikan contoh kisah berarti tidak harus berdasarkan pengalaman pribadi kan, jadi saya searching di google lagi dan saya temukan tentang kisah tentang salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Bakar.
Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ini tidak akan pernah terjadi apabila tidak memiliki iman yang kuat, iman yang menusuk ke dalam hati.
Semua digunakan fi sabilillah. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar hampir seluruhnya di-infaqkan. Sampai-sampai Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam menegur Abu Bakar, “Apa yang engkau gunakan membiayai hidupanmu dan keluargamu, wahai Abu Bakar, sesudah seluruh hartamu engkau sedekahkan?” Abu Bakar dengan tegas mengatakan, “Aku masih mempunyai Allah dan Rasul-Nya.”
Sikap Abu Bakar mendapatkan cemooh sebagian kalangan masyarakat Madinah, atas sikapnya yang menyedekahkan dan menginfaqkan hartanya itu. Abu Bakar sudah tidak lagi hatinya tertambat dengan harta dan segala hal yang terkait dengan dunia.Abu Bakar rela melepaskan harta dan seluruh kekayaan yang dimiliki demi agama Allah, yang diyakininya. Tak ada ragu lagi. Karena, seluruh jiwa dan raganya hanya diarahkan dalam mencari ridha dan kemuliaan dari Allah Ta’ala.
Atas sikapnya itu, kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an: 
فَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَمَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّہِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٣٦
Artinya: “Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah keni’matan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” (Qs. Asy-Syura [42]: 36)
Para sahabat, tidak sedikitpun memiliki keinginan menyelisihi. Ini karena ketaatan dan keikhlasan secara total dalam menjalani perintah-perintah Allah Ta’ala. Karena itu, seorang mukmin akan selalu mentaati batasan-batasan yang diberikan oleh Allah Ta’ala dalam menjalani hidup ini. 
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah pernah mengatakan, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi penuh kantongnya dengan kerikil kecil. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat sama sekali.”
Sumber: minanews.net
 "Lah kalo jawabannya nyari di google kenapa harus nunggu di postingan berikutnya?"

Pertama, menurut saya artikelnya terlalu panjang untuk dijadikan satu nanti pembaca malah bosan kalau bacanya terlalu panjang di satu artikel.

Kedua, biar keliatan banyak artikelnya untuk blog yang baru wkwkwk..

Ketiga, rencananya mau nulis dari kisah ikhlas sendiri tapi nanti malah tambah lama waktu yang dibutuhkan untuk postingnya, lama di mikir lebih tepatnya.

JADI, bagaimana cara agar kita terbiasa ikhlas atau rela atau tidak merasa terbebani untuk melakukan suatu hal yang menurut orang lain dan bahkan kita sendiri mengaggapny sulit. Kata Ust Yusuf Mansur dalam (hal sedekah yang saya baca) banyak bukunya mengatakan kalau ikhlas itu harus di paksakan pada awalnya nanti kalo sudah terbiasa tidak akan merasa berat lagi.

Ini sama seperti dalam buku 7 Habbits, pokoknya buku tentang kebiasaan, membangun kebiasaan baru awalnya membutuhkan banyak energi tapi kalau kita melakukannya terus menerus dan berulang-ulang energi yang kita keluarkan menjadi berkurang atau bahkan nol dan bisa berjalan otomatis.

Sekian dulu tulisan kali ini tentang "BAGAIMANA CARA AGAR KITA TERBIASA IKHLAS?" kalau misal artikelnya lebih banya bercerita daripada inti isi yah maklumi saja namanya juga blog baru kan butuh waktu untuk berkembang. Penulisnya juga pasti akan belajar dari pengalaman. Oleh karena itu bantu penulis untuk berkembang dengan meninggalkan saran dan kritik yang membangun di kolom komentar.

Jika dirasa bermanfaat silahkan di share sebanyak-banyaknya....

Bye.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment